Sebuah Repost dari note salah seorang sepupuku..
Konon kabarnya, dia sampai begadang “nranslate” nya..hehe but, thx yaa.. ^^ silakan membaca…
Terjemahan dari :Eine Liebesgeschichte über die wunderschönste Liebe zweier Menschen!!!!
Sebuah cerita cinta mengenai kasih sayang kedua insan manusia
Cerita ini bukan mengenai Romeo dan Juliet juga bukan tentang Qais dan Laila. Apa yg ingin aku ceritakan pada kalian pada kesempatan ini ada kisah cinta yg mengagumkan yang pernah terjadi semenjak manusia pertama kali diciptakan hingga saat ini.
Kamu mungkin berfikir, apa hubungannya cerita ini dengan Islam?…
Tenang, cerita yg ingin aku sampaikan ini sepenuhnya halal, dan kamu insyaAllah juga akan setuju denganku! Dari cerita ini orang dapat mendefinisikan “Cinta”. Kita tidak akan menceritakan tentang sifat2 yg terdapat pada Romeo ataupun Juliet.
Pemeran utama dari kisah ini adalah nabi Adam (as) dan Hawa (as)… dan agar kita lebih mudah mengerti cerita ini, mari kita melompat waktu kembali kejaman berjuta juta juta (Allah knows best) tahun yang lalu, lebih tepatnya kembali ke waktu dimana Allah SWT pertama kali menciptakan manusia dari tanah liat. Seperti tertera di dalam Al-Quranul Karim yg terjemahannya kurang lebih:
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”(QS 55:14).
Allah SWT telah menciptakannya, membuatnya berdiri tegak, dan memberinya bentuk yang terbaik. Terancang dengan lengkap dan di posisikan diatas segala ciptaannya.
Adam (as) pernah tinggal di surga dan pada saat itu segala kebutuhannya telah tercukupi. Walau begitu beliau tetap merasa kesepian dan bosan. Memang hal ini terdengar seperti dongeng untuk anak-anak, tapi hal ini tertera di dalam hadist shahih . Beliau merasa ada yang kurang pada dirinya, beliau tidak bisa tinggal di surga sendirian. Dia merasa tidak lengkap, dia butuh keluarga, ketenangan, cinta, kasih sayang, suka cita, dst dan dia pun memohon kepada Allah SWT, apakah Allah SWT berkenan menciptakan seseorang dengan sifat2 seperti ini untuknya. Allah SWT lalu menciptakan Hawa (as) dari rusuk sebelah kiri nabi Adam (as).
“Dialah, yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu(Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya”(QS 7:189)
Pada point ini mari kita merenungkan sejenak, sebelum aku menceritakan lebih lanjut, karena cerita yang terdapat baik pada Al-Quran maupun Hadist bukanlah sesuatu yang tidak untuk disepelekan, melainkan untuk dimengerti dan diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari.
Mengapa menurut kamu, Allah SWT menciptakan Adam (as) terlebih dahulu baru Dia menciptakan Hawa (as)? Mengapa Allah SWT tidak menciptakan keduanya secara bersamaan, toh hal itu bukanlah hal yg sulit bagiNya untuk dilakukan?. Mungkinkah (Allah SWT knows best) supaya Adam(as) merasakan apa itu kesendirian sehingga dia menyadari, bahwa hidup tanpa Hawa(as) adalah tidak mungkin?, yang bahkan surgapun tidak mampu mengisi kekosongan itu. Allah SWT mungkin (Allah knows best)ingin mengajari kita, bahwa pria tidak dapat hidup tanpa perempuan dan begitupula sebaliknya, perempuan tidak dapat hidup tanpa pria. Yang satu melengkapi yang lainnya. Seperti pecahan puzzle yang baru lengkap jika menyatu.
Dari sini kita dapatkan definisi seorang pria dan wanita dalam islam. Pria dan wanita adalah manusia yg asal muasalnya sama, yang pada dasarnya sama secara hak dan kewajiban, dengan tambahan tugasnya masing-masing, keduanya saling melengkapi yang tidak dimiliki oleh yang lainnya. Wanita adalah kunci dari kebahagiaan di dunia dan titik balik pria begitupula sebaliknya. Mengertikah kamu sekarang hadist yang menyebutkan bahwa pernikahan adalah setengah dari agama? Islam menyatukan kedua insan manusia, antara pria dan wanita. Kamu bisa sholat, berzakat, berpuasa di bulan ramadhan, membaca Al-Quran, dst. Tetap saja kamu tergolong “setengah” muslim. Setelah pernikahan maka kamu akan dapatkan setengah sisanya.
Andai saja hal ini dimengerti setiap manusia dan mengetahui bahwa yg lainnya adalah satu bagian penting dari dirinya, mungkinkah terjadi banyak perceraian seperti saat ini? Kalau setiap manusia mengerti, bahwa dia tidaklah lengkap, akankah dia mengabaikan bagian dari dirinya? Sehingga manusia pun akan mendasarkan hubungannya antar sesama manusia pada kasih sayang dan juga mengerti maksud Allah SWT di dalam al-Quran:
“Dan di antara tanda-tanda(kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.“(QS 30:21) Adam(as) diciptakan dari tanah/tanah liat. Tanah memiliki karakter yang keras dan kuat. Sedangkan Hawa(as) diciptakan dari tulang rusuk, sesuatu yang menunjang hidup, namun mudah patah. Tidakkah kamu sadari, jika masing-masing mengerjakan tugasnya maka saling melengkapilah mereka dan tidak akan pernah bertabrakan? Ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, ini adalah hukum dari Nya. Lalu mengapa beberapa orang masih saja berusaha menyamakan keduanya? Seperti keduanya itu sama? Lalu mengapa mereka disebut “pria“ dan “wanita”? Jika dianggap sama siapakah yang mengambil kartu yang buruk? Sayangnya selalu pihak wanita. alQuran menunjukkan pada kita perbedaan ini dengan satu contoh yang sangat indah dan membandingkannya dengan waktu. Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran:
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), demi siang apabila terang benderang, demi penciptaan laki-laki dan perempuan, sungguh, usahamu memang berbeda-beda”(QS 92:1-4)
Allah SWT memberikan kita perbandingan pada tugas dari waktu siang dan waktu malam. Waktu siang dan malam jika digabung akan berjumlah 24 jam. Pada beberapa musim terdapat saat-saat dimana siang lebih lama daripada malam dan begitupula sebaliknya. Walaupun begitu jika keduanya digabung tetaplah menghasilkan 24 jam. Keduanya memiliki tugas yang berbeda dan tidak ada seorangpun yang dapat mengabaikan salah satunya.
Hal ini difirmankan oleh Allah SWT pada beberapa ayat didalam alQuran: Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS 28:71-72)
Mari kita lanjutkan cerita ini. Kita tadi berhenti pada point dimana Allah SWT terlebih dahulu menciptakan Adam(as) sebelum Hawa(as) dan keduanya telah tinggal untuk beberapa waktu di surga hingga keduanya memakan buah dari pohon yang telah dilarang untuk didekati. Hukuman dari Allah SWT ketika itu adalah bahwa keduanya harus meninggalkan surga. Seperti yang kita ketahui, keduanya telah melakukan kesalahan, keduanya pun mendapatkan hukuman dari Allah SWT dan keduanya beberapa waktu kemudian mendapatkan ampunan dari Nya.
Allah SWT menurunkan nabi Adam (as) di daerah India dan Hawa (as) di daerah Jeddah (Saudi-Arabia). Keduanya pun saling mencari. Mereka tidak dapt hidup terpisah dan pada akhirnya keduanya pun bertemu. Dimana? Di Jabal-Rahmah sekitar 70 km dari Jeddah. Hal ini berarti bahwa nabi Adam harus berjalan dari India ke Saudi-Arabia dan telah menempuh ratusan kilometer, sedangkan Hawa(as) hanya 70 km. Mengapa begitu? Mungkin pria memang harus mengambil langkah pertama sedangkan wanita lah yang memberi keputusan final.
Hai Saudariku!!! Mengertikah kalian sekarang, mengapa para pria harus bersusah payah sebelum mereka mendapatkan kalian?? Mengertikah kalian mengapa? Setiap wanita adalah berharga baik di hadapan Allah SWT, di hadapan orangtuanya, maupun di hadapan suaminya. Janganlah puas jika hak kalian diambil namun jangan pula meminta lebih daripada hak kalian. Inilah hak-hak yang diberikan oleh Allah SWT kepada kalian dan jangan biarkan diri kalian di tipu. Hak kalian adalah pemberian dari Allah SWT bukan dari seorang manusia.
Karena itupula sungguh sulit dipahami mengapa beberapa pria bisa-bisanya menyakiti kalian dengan tangannya, seseorang harus berteriak di depan muka mereka dan berkata: bagaimana bisa kamu berbuat seperti ini, jika kake moyangmu dahulu, tanpa seorang wanita, bahkan tidak sanggup hidup di surga??? Bagaimana bisa kamu melakukan ini, jika kakek moyangmu dahulu harus berjalan ratusan kilometer hanya karena ingin bertemu dengan istrinya???
Nabi Muhammad (SAW) mendapatkan wahyunya yang pertama di gua Hira dan berlari kembali ke Mekah dengan rasa takut dan kepada siapakah dia kembali??? Tentu saja dia kembali kepada istrinya Siti Khadijah (ra), yang menyelimutinya dan selalu memberi dukungan kepada nabi Muhammad (SAW) hingga akhir hayatnya.
Pada penghujung cerita ini… yang terindah dari kisah cinta ini… adalah ketika malaikat bertanya kepada Adam (as), apakah dia mencintai Hawa(as), dia pun menjawab „ya, saya mencintainya“ dan ketika Hawa(as) mendapat pertanyaan yang sama dia menjawab „tidak“, walaupun pada dasarnya dia pun mencintai nabi Adam(as), seperti yang disampaikan nabi Muhammad (SAW).
Hati-Hati!!! Nabi Muhammad (SAW) tidak mengatakan bahwa Hawa (as) telah berbohong, pada saat dia menceritakan ini, dia berdasar pada karakter dasar seorang wanita begitupula dengan bagian sentimental yang mereka miliki. Ini bukanlah suatu kebohongan jika kita melihatnnya scara teliti. Islam memperhatikan bagian spesial dari wanita ini dan menyesuaikan norma-norma dan hukum-hukum padanya. Hal ini terlihat pada saat kesaksian yang mana diharuskan dua orang wanita untuk bersaksi dan tidak bolah hanya satu. Hal ini bukan karena mereka tidak bisa dipercaya, tapi justru karena Islam mengetahui perasaan mereka dari situasi2 yang serupa. Hal ini di katakan dalam alQuran:“Sehingga yang satunya mengingatkan yang lainnya“ sehingga yang satu dapat menguatkan (mendukung) yang lainnya dan secara islam adalah sesuatu yang buruk apabila perasaan mereka disakiti. Orang dapat membandigkan mereka dengan pot bunga yang sangat berharga dan mudah hancur dan untuk diperlakukan dengan penuh kasih sayang, seperti yang nabi Muhammad (SAW) telah ajarkan kepada para pria.
The End….